Pesan Personal Terbukti Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Kok Bisa?

Para perusahaan saat ini berlomba-lomba untuk menghadirkan bentuk layanan atau produk yang lebih menghargai para konsumennya


0
Share via
2 shares

Cara terbaik untuk bisa menjadi pemenang dalam persaingan bisnis yang sangat ketat saat ini adalah dengan memberikan pesan marketing yang dibentuk sedemikian rupa agar terasa sangat personal. 

Dengan memberikan pesan yang bersifat personal, setiap orang akan diperlakukan sebagai individu dan bukan hanya bagian dari ‘konsumen’. Cobalah kamu bayangkan, hampir semua orang telah terpapar berbagai macam iklan dari berbagai macam produk mulai dari membuka mata hingga waktunya istirahat di malam hari. Dan semua bentuk iklan yang kita lihat hanyalah sebuah gerakan marketing yang bersifat masal.

Untuk bisa selamat dari persaingan yang keras, sebuah perusahaan harus bisa menyampaikan pesan mereka secara langsung kepada setiap individu yang menjadi targetnya. Untungnya, teknologi membuat semua hal ini menjadi lebih mudah dilakukan.

Kehadiran Big Data, Analytics, dan marketing automation tools bisa membantu kita semua untuk membuat sebuah pesan yang dikemas sedemikian rupa dan ditujukan secara spesifik untuk target pasar. Hal ini juga akan membuat konsumen merasa dekat dan lebih menghargai perhatian yang dicurahkan oleh perusahaan sehingga mereka juga akan lebih menyukai dan setia dengan merek tersebut.

Dengan mengemas sesuatu dengan lebih personal, hal ini juga akan berdampak kepada:

  1. Naiknya penjualan
  2. Meningkatkan hubungan dengan konsumen
  3. Pengalaman konsumen yang lebih baik
  4. Loyalitas konsumen

Banyak perusahaan yang telah memaksimalkan pengemasan marketing secara personal. Berikut ini adalah contoh dari apa yang sudah dilakukan oleh beberapa perusahaan tersebut.

  1. 1 Netflix


    Hampir semua orang yang memiliki akun Netflix telah merasakan contoh nyata dari bentuk personal layanannya. Netflix secara rutin memberikan saran atas acara yang bisa disaksikan oleh konsumennya dengan menggunakan ketertarikan pengguna sebagai dasarnya.

    Netflix mengetahui apa yang kira-kira disukai oleh penggunakanya dengan melihat dan mempelajari rekam jejak apa yang sering dilihat para konsumennya.

    Rekomendasi yang diberikan oleh Netflix akan langsung muncul dan mengingatkan kepada para penggunanya bahwa ada cara lain yang cocok dengan minat mereka bahkan sesaat setelah penggunanya selesai menonton acara favorit.

  2. 2 Coca Cola


    Pernah melihat kaleng Coca Cola dengan tulisan nama? Percaya atau tidak, itu adalah contoh paling nyata dari bentuk marketing yang personal.

    Apa sih yang lebih personal dibandingkan nama seseorang? Coca Cola pertama kali mengenalkan program kampanye 'Share a Coke' di Amerika pada tahun 2014. Awalnya mereka hanya menempatkan nama-nama yang umum dimiliki oleh generasi Millennials. 

    Ternyata, program ini sangat berhasil, Coca Cola bahkan meningkatkan penjualannya ke angka yang terkahir kali terlihat di tahun 2000 silam.

    Program terbaru mereka yang akan mulai dijalankan pada musim panas tahun ini adalah dengan menempatkan nama belakang pada kemasan produk minuman tersebut. Diharapkan dengan menempatkan nama belakang, akan ada lebih banyak orang yang bisa mengikuti program ini.

    Jika kalian ingat, beberapa waktu yang lalu Coca Cola juga sempat membuat sebuah acara di berbagai tempat dimana kita bsia menulis nama yang kita inginkan pada kaleng minuman tersebut.

  3. 3 Spotify


    Para pengguna Spotify pasti cukup mengenal fitur yang bernama 'Discover Weekly'. Fitur ini menghadirkan sebuah playlist lagu yang menurut Spotify disukai oleh pengguna tersebut.

    Lalu bagaimana spotify mengetahui apa yang kita sukai? Dengan mengandalkan sebuah algoritma, Spotify menentukan 'profil selera' milikmu sendiri.

    Pada dasarnya, Spotify mengkaji rekam jejak lagu yang kamu dengarkan. Selanjutnya, Spotify menggabungkan data tersebut dengan jajaran artis populer dan menawarkan rekomendasi atas apa yang menjadi ketertarikan kita.

    Algoritma yang digunakan juga melihat bagaimana perilaku kita dalam mendengarkan lagu. Contohnya, jika kita mempercepat sebuah lagu pada 30 detik pertama, maka Spotify akan menganggap bahwa kita tidak menyukai lagu tersebut. 

    Algoritma ini masih terus dimatangkan dan dikembangkan oleh Spotify. Bahkan, perusahaan ini baru saja membeli perusahaan AI bernama Niland yang diharapkan akan memberikan rekomendasi yang lebih tepat dan akurat.

Personalisasi Adalah Hal Yang Penting

Ada sebuah alasan yang sangat kuat dibalik fokus yang luar biasa yang dicurahkan oleh agensi digital marketing maupun divis marketing di sebuah perusahaan untuk bisa membuat pesan yang personal untuk konsumen.

Personalisasi ternyata terbukti meningkatkan keuntungan dan memperluas konsumen dari sebuah perusahaan. Dengan semakin mengerti apa yang setiap konsumen mau, maka hal ini juga akan membuat perusahaan semakin berkembang.


Like it? Share with your friends!

0
Share via
2 shares

What's Your Reaction?

LOL LOL
0
LOL
Sedih Sedih
0
Sedih
Marah Marah
0
Marah
Senang Senang
0
Senang
Takut Takut
0
Takut
Terinspirasi Terinspirasi
0
Terinspirasi

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
List
The Classic Internet Listicles
Personality quiz
Series of questions that intends to reveal something about the personality
Trivia quiz
Series of questions with right and wrong answers that intends to check knowledge
Poll
Voting to make decisions or determine opinions
Video
Youtube, Vimeo or Vine Embeds
Audio
Soundcloud or Mixcloud Embeds
Image
Photo or GIF
Send this to a friend