Payfazz, Startup Indonesia Yang Kembangkan Aplikasi di Silicon Valley

Hendra Kwik sang co-founder saat ini masih berada di Amerika sebagai bagian dari program Y Combinator


0
Share via
1 share

Sebuah Startup asal Indonesia baru saja diberitakan telah berhasil lolos dalam program Y Combinator. Startup tersebut bernama Payfazz, sebuah aplikasi yang memberikan layanan pembayaran berbagai macam tagihan.

Y Combinator sendiri adalah sebuah model pembiyaan baru untuk startup yang masih berada di tahap awal pengembangan. Mereka yang berhasil terpilih akan diberikan semacam pelatihan selama 3 bulan di Silicon Valley guna membentuk startup tersebut hingga memiliki tujuan dan rancang bisnis serta produk yang paling jelas sebelum melakukan pitching dengan investor.

Walaupun untuk setiap batch Y Combinator menerima sekitar 100 startup, tetapi hal ini tetap membawa kebanggan tersendiri karena berhasil lolos dari ribuan peserta yang mendaftar. Program pengembangan startup ala Silicon Valley ini juga telah berhasil membuat startup seperti Airbnb, Dropbox, dan Twitch seperti saat ini.

Startup yang terpilih akan menerima pembiayaan sebesar US$ 120,000 dan menjadi alumni dari program yang luar biasa tersebut.

“Program ini sangat luar biasa, rasanya seperti mendapatkan gelar MBA untuk pembuatan startup,” begitu pernyataan co-founder dan CEO Payfazz, Hendra Kwik kepada Tech in Asia. Hendra telah berada di Amerika selama 2 bulan, dalam kurun waktu dua minggu lagi dia akan melakukan demo secara langsung. 

Selama di Amerika, Hendra mewakili timnya sendirian, hal ini sebenarnya sangat tidak umum karena biasanya seluruh co-founder akan ikut serta. Sayangnya, Ricky Winata ternyata tidak bisa turut serta karena permasalahan VISA yang ditolak. Sebenarnya, untuk bisa masuk program ini sangatlah sulit terutama bagi startup asal Indonesia.

Aplikasi Payfazz sebenarnya berguna untuk melakukan berbagai macam pembayaran seperti pembelian pulsa, pembelian dan pembayaran listrik. Aplikasi ini dibentuk bagi orang Indonesia yang tidak memiliki akun bank dan sangat bergantung dengan uang tunai. Sederhananya, Payfazz sendiri bisa digunakan tanpa harus menyetorkan uang lewat bank. Caranya, para penggunanya harus melakukan top-up uang tunai kepada agen dan selanjutnya melakukan pembayaran tagihan dengan uang yang sudah ada di dalam mobile wallet tersebut.

Sebenarnya hal semacam ini bukanlah sesuatu yang unik, untuk pembayaran tagihan bisa dilakukan menggunakan berabagai macam aplikasi seperti Tokopedia, Bukalapak, maupun Go-Jek. Bahkan Ayopop dan Sepulsa juga masih berkutat untuk mencari solusi akan hal ini. Tetapi menurut Hendra, aplikasi lain memiliki sebuah kendala yang membuatnya tidak bisa digunakan oleh semua orang, dan hal itu adalah akun bank. Mengacu kepada layanan yang diberikan Go-Jek, pengguna dapat melakukan top-up secara langsung dengan menyetorkan sejumlah uang kepada sang driver, hal ini sebenarnya sangat mirip dengan apa yang akan dilakukan oleh Payfazz. 

Saat ini Payfazz sedang mengembangkan rencananya untuk meningkatkan layanan yang awalnya hanya untuk pembayaran menjadi transfer uang antara pengguna. Nantinya, aplikasi ini juga bisa digunakan untuk melakukan peminjaman, sayangnya untuk layanan transfer uang dan pinjaman masih membutuhkan ijin khusus dan Payfazz masih dalam proses untuk mendapatkan ijin tersebut.

Aplikasi in nantinya akan mengenakan  biaya penggunaan mulai dari Rp. 3000,- Rp. 50,000,- per transaksi. Ide  awal untuk mengembangkan aplikasi ke arah pinjam meminjam sebenarnya  berasal dari pengguna dan agen yang ada disekitar mereka. Dari layanan yang mereka kembangkan ini, Hendra mendapatkan inspirasi untuk mengukuhkan fondasi layanan pinjamannya. Para agen yang saat ini  tersebar di lapangan, secara tidak langsung mengenal para pengguna  aplikasinya. Dengan demikian, para agen ini bisa dimaksimalkan untuk  menjadi para penilai kelayakan pembiayaan.

Sebelum  memutuskan untuk membuat Payfazz di bulan Juni 2016, Hendra pernah  tergabung dalam startup lokal bernama Kudo yang juga bekerja dengan  memanfaatkan agen. Kudo bekerja dengan memaksimalkan para pemiliki usaha  kecil untuk menjual barang mereka di e-commerce, dari penjualan tersebut mereka akan mendapatkan komisi.

Menurut  Hendra, kekurangan terbesar Kudo adalah tidak memfasilitasi bisnisnya  dengan layanan keuangan. Dan melihat hal tersebut, Hendra memutuskan  untuk memberikan solusi melalui Payfazz. Saat ini Kudo telah menjadi  bagian dari Grab dan mungkin akan menjadi kompetitor berat kedepannya.

Payfazz  sudah diunduh lebih dari 55,000 kali, dengan jumlah agen mencapai  17,000. "Kami tidak bergantung pada bentuk penjualan konvensional. Kami  bergantung pada digita," begitu menurutnya. 

Selain melalui program Y Combinator, Payfazz juga mendapatkan pemodalan strategis dari Telkom.

Hendra  berkata, "Kami yakin bahwa para agen ingin agar produk ini berjalan  dengan lancar sehingga mereka bisa menghasilkan uang. Jika solusi kami  tidak berjalan dengan lancar, tentu agen kami akan berpindah kepada  kompetitor, tetapi hal ini tidak terjadi." 

"Tidak  masalah apa yang sudah ada saat ini. Wufoo hadir setelah adanya Survey  Monkey. Dengan kualitas yang bagus serta User Interface yang baik,  mereka akhirnya berhasil memenangkan pasar. Jika ada banyak orang yang  ingin mencoba menjadi solusi untuk sebuah masalah dan hal tersebut belum  terselesaikan, artinya ini adalah hal yang bagus." Begitu tutup Hendra.


Like it? Share with your friends!

0
Share via
1 share

What's Your Reaction?

LOL LOL
0
LOL
Sedih Sedih
0
Sedih
Marah Marah
0
Marah
Senang Senang
0
Senang
Takut Takut
0
Takut
Terinspirasi Terinspirasi
0
Terinspirasi

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
List
The Classic Internet Listicles
Personality quiz
Series of questions that intends to reveal something about the personality
Trivia quiz
Series of questions with right and wrong answers that intends to check knowledge
Poll
Voting to make decisions or determine opinions
Video
Youtube, Vimeo or Vine Embeds
Audio
Soundcloud or Mixcloud Embeds
Image
Photo or GIF
Send this to a friend