Perusahaan penyedia layanan berbasis aplikasi asal Indonesia, Go-Jek, baru saja menancapkan namanya di Fortune Magazine sebagai salah satu dari daftar “56 Companies That Change The World,” Perusahaan besutan Nadiem Makarim ini adalah perusahaan satu-satunya asal Asia Tenggara yang berhasil masuk kedalam daftar tersebut.
Menurut informasi yang ada, daftar perushaan ini mengikutsertakan mereka yang berhasil memberikan dampak sosial yang besar melalui strategi bisnisnya. Selain itu, Fortune juga memprioritaskan perusahaan dengan keuntungan mencapai $ 1 Milyar pertahunnya untuk bisa masuk kedalam jajaran perusahaan tersebut.
Go-Jek masuk ke dalam daftar tersebut karena berhasil membuat bisnis kecil menjadi berkembang dan meningkatkan penjualan melalui jasa mereka yang berperan sebagai platform ekonomi berbasis kebutuhan dengan cara mengantar makanan, jasa kecantikan, dan tentunya jasanya dalam memanjakan para penggunannya yang ingin bepergian. Selain itu, mitra pengemudi dari Go-Jek juga mendapatkan keuntungan berupa asuransi, pelatihan berkendara, bahkan pinjaman ringan.
“Kami berharap kedepannya bisa menjadi inspirasi bagi perusahaan lain (startup Indonesia) yang berfokus untuk menyelesaikan tantangan sosial di Indonesia dan memberikan inovasi serta solusi berbasis teknologi,” begitu pernyataan Nadiem Makarim sang CEO Go-Jek.
Berdasarkan data dari Go-Jek, terlihat bahwa saat ini mereka telah berhasil menghubungkan para usernya dengan lebih dari 300,000 mitra pengemudi baik roda dua maupun roda empat, 100,000 pedagang makanan, dan lebih dari 7,000 layanan lainnya. Hingga Juli 2017, aplikasi ini sudah diunduh lebih dari 44 juta kali.
Perusahaan 'unicorn' pertama Indonesia ini telah berkembang pesat semenjak awal mula Nadiem meyakinkan banyak orang mengenai solusi yang ditawarkan melalui ojek yang pada saat itu masih dipandang sebelah mata. Start Up yang didirikan pada tahun 2010 dan kemudian berubah ke layanan berbasis aplikasi di tahun 2015 telah mengembangkan bisnisnya yang awalnya hanya penyedia layanan antar-jemput menjadi layanan pengiriman, logistik, bahkan pembayaran.
Nadiem menyatakan bahwa, tujuannya bukanlah untuk menguasai dunia tetapi kesuksesan bisnisnya berdasar pada kemampuan dalam 'menguasai pengguna'.
"Kita harus percaya bahwa setiap transaksi dengan pelanggan pada 3 atau 4 tahun mendatang dilakukan melalui smartphone," begitu menurut Nadiem.
Jika kita melihat apa yang dihasilkan oleh Go-Jek dan Go-Pay saat ini, perusahaan tersebut telah menghasilkan 50 juta transaksi perbulan, dengan penguasaan pasar layanan transportasi Indonesia sebesar 60%. Go-Food bahkan berhasil menguasai 95% pasar layanan antar makanan di Indonesia. Yang paling luar biasa, Go-Pay saat ini telah menjadi dompet digital terbesar di Indonesia.
0 Comments