Kemudahan belanja online saat ini mulai mengubah kebiasaan berbelanja masyarakat. Jika ingin berbelanja, kita tidak perlu lagi pergi langsung mengunjungi toko secara langsung. Cukup akses situs jual-beli melalui smartphone, pilih barang, bayar secara online, lalu tinggal santai di rumah menunggu barang yang kita beli diantar oleh kurir.
Kemajuan teknologi dan integrasi mulai dari penjualan offline, online, dan logistik lah yang membuat jual-beli online menjadi sederhana seperti saat ini. Tapi, sampai kapan bentuk jual-beli online yang kita kenal saat ini akan bertahan?
Dengan perkembangan teknologi yang semakin cepat, para penguasa bisnis retail online mulai mengarah untuk memberikan pengalaman lebih kepada pelanggannya.

Maraknya perkembangan e-commerce saat ini membuat kita sering kali salah mengerti apa yang dimaksud dengan istilah 'New Retail'. E-commerce yang saat ini kita kenal hanyalah bentuk jual-beli yang dihubungkan melalui plaftorm online. Sedangkan, New Retail yang saat ini sedang dikembangkan, mengejar pengalaman jual beli yang lebih hebat lagi dan terfokus pada pendekatan pelanggan dengan memanfaatkan teknologi data.
Permintaan konsumen millennials yang ingin mendapatkan pengalaman berbelanja penuh variasi, kustomisasi dan personalisasi dari sebuah pelayanan haruslah dipenuhi para pemain bisnis saat ini.
Teknologi baru seperi Virtual Reality, Augmented Reality dan pengumpulan data pelanggan yang semakin canggih memberikan senjata yang sangat ampuh bagi para pemain retail untuk memberikan pengalaman yang berada pada level selanjutnya. Apalagi generasi muda saat ini selalu 'lapar' akan barang dan layanan yang tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka tetapi juga harus cocok dengan gaya dan personalitinya.
Saat ini sudah ada layanan yang memaksimalkan pengalaman berbelanja online dan offline sekaligus. Alibaba dengan HEMA dan Amazon dengan Amazon Go-nya adalah bukti nyata pengalaman berbelanja baru yang coba dihadirkan. Agak ironis sebenarnya ketika kita mendengar sebuah raksasa retail internet malah membuka toko fisik. Tapi ternyata ini adalah salah satu langkah yang dilakukan untuk menarik pelanggan generasi baru yang tidak hanya belanja untuk memenuhi kebutuhan.
Melalui Amazon Go, kita dihadirkan sebuah kondisi berbelanja yang sama, hanya saja tanpa perlu mengantri saat pembayaran. Semua dilakukan secara otomatis melalui aplikasi Amazon Go yang akan mencatat pembelian barang apa saja yang kalian lakukan dengan cermat hingga pembayaran yang langsung ditagihkan ke dalam kartu kredit tanpa perlu melakukan penghitungan di kasir.
Untuk bisa menarik Generasi muda, sebuah perusahaan harus bisa menceritakan nilai dibalik merek dibandingkan hanya menghadirkan sebuah tema khusus. Penyedia bisnis retail harus bisa mendekati pelanggan melalui cerita perjalanan merek dan identitas perusahaan. Inilah yang coba dihadirkan oleh Alibaba melalui HEMA dimana kita bisa mengetahui informasi sebuah produk yang dijual hanya dengan melakukan scanning barcode.
Pada intinya, retail era baru ini menitikberatkan pengalaman berbelanja yang mungkin akan muncul 10 tahun kedepan. Nantinya, konsumen modern akan lebih memikirkan mengenai detail produk dan pengalaman berbelanja mereka terhadap sebuah merek tertentu.
Masa-masa istilah windows shopping yang populer akan segera hilang. Dari pada hanya melihat-lihat barang di toko tanpa melakukan pembelian, retail era baru akan menciptakan kondisi dimana kita mencari tahu sesuatu melalui online dan mengunjungi toko secara langsung untuk membeli barang sekaligus merasakan pengalaman berbelanja.
Pada era digital dimana semua orang sangat terpaku pada gadget, retail era baru hadir untuk membuat kita bisa merasakan semua sensasi menyenangkan dan kembali melihat ke sekitar. Hanya saja, semua pengalaman ini dihadirkan dengan cara yang lebih keren dan bentuk yang lebih canggih.
0 Comments