Menurut sebuah pepatah, jangan pernah menilai sesuatu hanya dari luarnya saja. Walaupun pepatah ini terdengar sangat bagus, tetapi tidak sejalan dengan apa yang terjadi di dalam dunia kerja. Kita sering kali dinilai atau ingin dinilai oleh orang lain melalui bagaimana cara kita merepresentasikan diri.
Dalam dunia kerja, sebuah perusahaan biasanya memberikan aturan berpakain bagi karyawannya. Hal ini bertujuan untuk membangun image profesional perusahaan yang ingin ditampilkan, tidak hanya kepada klien tetapi juga di dalam perusahaan itu sendiri. Hal semacam ini dinilai penting terutama bagi perusahaan yang sering mengirim karyawannya untuk bertemu dengan klien.
Lalu, apakah aturan berpakaian masih relevan jika diterapkan di perusahaan start-up? Ketika kamu berada dalam sebuah lingkungan kerja dimana kenyamanan bekerja lebih diutamakan dibandingkan keseragaman, apakah aturan berpakaian masih berguna?
Facebook saat ini sudah tidak bisa dikategorikan kembali sebagai start-up. Tetapi, Mark Zuckerberg-lah salah satu pionir pertama dalam praktek bekerja tanpa menggunakan aturan berpakain. Seperti yang kita ketahui, Mark selalu terlihat mengenakan kaos dan jeans sebagai 'seragam' kerjanya. Aturan bebas berpakaian juga berlaku bagi seluruh karyawan di dalam kantor Facebook. Hal ini ternyata terbukti sebagai pendekatan yang efektif dan membuat karyawan betah bekerja lebih lama di kantor dan lebih produktif karena merasa nyaman dalam bekerja.
Bagi karyawan yang bekerja di perusahaan start-up, aturan berpakaian yang bebas membuat mereka merasa bisa menjadi diri sendiri dan membuat lebih kreatif dalam bekerja. Bahkan ada pula yang mengatakan, pakaian yang lebih santai dianggap lebih praktis terutama ketika harus berperang dalam padatnya arus di pagi hari ataupun ketika pekerjaan menuntut kita untuk bergerak dari satu lokasi ke lokasi lain.
Bagi perusahaan startup kecil dan menengah yang sangat identik dengan image populer, penuh semangat, serta memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk bebas melakukan apapun yang berdampak baik untuk lingkungan bekerja, aturan yang terlalu mengekang seperti di kantor besar tentu akan sangat tidak relevan jika diaplikasikan.
Dalam sebuah artikel yang dirilis oleh Telegraph, para perusahaan saat ini memberikan apresiasi kepada karyawan mereka salah satunya dengan cara membebaskan aturan pakaian. Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa perusahaan menghargai identitas setiap karyawannya. Ketika merasa nyaman, para karyawan akan membuat lingkungan kerja menjadi lebih kreatif, positif serta penuh motivasi.
Walaupun bebas aturan berpakaian, tentunya tetap ada batasan yang harus dipatuhi. Menggunakan piayama, pakaian olahraga atau pakaian yang terlalu terbuka tentu bukanlah sesuatu yang pantas untuk dikenakan.
Dalam berpakaian kasual untuk bekerja, terlihat 'pintar' adalah kunci yang utama. Pilih pakaian yang pas dengan badan dan mengikuti tren, tapi ingat hindari pakaian yang memiliki banyak lubang sebagai bagian dari gaya. Satu lagi, jangan pernah menggunakan sandal untuk bekerja!
Bagaimanapun, apa yang kamu kenakan dalam bekerja masih mewakili image diri. Hal ini juga tetap berkaitan erat walaupun di dalam lingkungan yang santai. Ingatlah bahwa kantor tempat kamu bekerja masih merupakan lingkungan untuk saling menghormati dan untuk membangun karir. Kamu tentu tidak akan dihargai orang lain jika membicarakan pekerjaan yang serius tapi mengenakan celana pendek dan sendal jepit bukan? Walaupun tampil kasual, tetaplah hargai diri kalian dan orang lain dengan memilih pakian yang tepat.
0 Comments