Sumber gambar: PROKAL.co
Pernah mendengar kemacetan lalu lintas yang terkenal di Jakarta di mana kecepatan kendaraan rata-rata 17 km/jam, dan orang-orang menghabiskan rata-rata 22 hari setahun terjebak dalam kemacetan? Ini mungkin tidak akan terjadi lebih lama, jika semuanya berjalan sesuai dengan rencana presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
Presiden Joko Widodo (atau Jokowi) mengatakan pada hari Senin (26 Agustus) bahwa ia telah memilih untuk memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur untuk membantu meringankan masalah kemacetan di pulau Jawa.
Mengutip dari Jakarta Post mengatakan ibukota baru akan dibangun di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, yang dekat Balikpapan – sekitar dua jam perjalanan dari Jakarta dengan penerbangan.
"Jakarta telah menerima beban yang luar biasa sebagai pusat administrasi, bisnis, keuangan, perdagangan dan jasa, serta (perumahan) bandara dan pelabuhan laut terbesar di negara ini," kata Pak Jokowi dalam press conference 26 augutus lalu.
Menurutnya, sekarang ada sekitar 150 juta orang di pulau Jawa - 54 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Populasi Jakarta sendiri saat ini lebih dari 10,5 juta, dan diperkirakan akan mencapai lebih dari 12,6 juta pada tahun 2030, PBB mengatakan dalam sebuah laporan.
Jika disahkan oleh Parlemen, Jakarta tidak akan lagi menjadi ibukota administratif Indonesia. Namun, itu akan tetap menjadi modal bisnis dan ekonomi, mirip dengan bagaimana Kuala Lumpur adalah ibukota Malaysia sementara Putrajaya bertindak sebagai pusat administrasi.
Dikutip dari businessinsider bahwa wilayah yang dipilih berada di kawasan berhutan yang dimiliki oleh pemerintah. Di sana, gempa bumi, banjir, dan letusan gunung berapi jarang terjadi. Semoga dengan berpindahnya Ibukota, menjadikan Indonesia maju lebih pesat lagi.
0 Comments