Sumber Gambar: noamkroll.com
Masa muda adalah masa yang menggelora. Semangat dalam jiwa untuk menunjukkan eksistensinya masihlah amat berkobar. Apalagi ketika kita hidup diabad ke-21 yang penuh dengan beragam kecanggihan teknologinya, tak ayal membuat kita tak bisa seharipun lepas dari yang namanya digital.
Anak muda dan teknologi adalah dua sisi yang tak terpisahkan. Setiap harinya selalu aktif di berbagai jejaring sosial. Menunjukkan keseharian hidupnya dan apa yang sedang dipikirkan kepada para pengikut yang sudah ratusan bahkan ribuan jumlahnya.
Sayangnya, untuk para anak muda sendiri, hidup di era digital tak selamanya indah. Kadangkala menjadi pedang bermata dua jika kita tak mampu menyikapinya secara bijak. Sebutan generasi menunduk pun rasanya pantas disematkan ketika hampir sebagian besar waktu kita dihabiskan untuk menunduk menatap layar handphone masing-masing tanpa peduli lagi keadaan sekitar.
Inilah yang menjadi momok bagi generasi sekarang. Kita harus dapat memanfaatkan sebaik mungkin kesempatan hidup di era digital. Entah itu dengan mulai membuka peluang bisnis berbasis media, ataupun melakukan segala keahlian yang kita miliki dengan memanfaatkan teknologi yang telah ada.
Beruntung, masih banyak anak-anak muda yang ingin menyuarakan beragam ide di pikirannya yang mereka tuangkan dengan berbagai cara pula. Salah satunya adalah film. Film bisa menjadi salah satu media bagi anak muda sekarang untuk menunjukkan keresahan apa yang mereka merasakan selama ini. Tak terhitung berapa film pendek yang telah dihasilkan para sineas muda di negeri kita tercinta ini. Seperti Wregas Bhanuteja dengan film Lemantun-nya, yang berhasil memenangkan Piala Dewantara dalam kategori Apresiasi Film Fiksi Pendek Kategori Umum di ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dengan budget yang mepet sekalipun, di tangan para pemuda yang memiliki begitu banyak ide di kepalanya, bukanlah sesuatu yang menakutkan. Apalagi sampai menjadi alasan untuk tidak dapat memvisualisasikan karyanya menjadi bentuk film yang dapat ditonton khalayak.
Membuat film memang bukan perkara mudah. Mulai dari sumber daya manusia, alat, dana, hingga pikiran. Namun inilah tantangan yang harus dinikmati oleh para filmmaker, terutama pemula. Beruntung, kita hidup di zaman dimana teknologi semakin maju. Bahkan cukup handphone di tangan, kita pun sudah dapat membuat sebuah film untuk dipertontonkan.
Dewasa ini, bekerjasama dalam satu tim adalah hal yang sulit untuk seseorang yang terbiasa melakukan segalanya sendiri. Film adalah sesuatu yang tidak dapat kita buat secara solo. Ada banyak jobdesk yang ada didalamnya yang tentu saja membutuhkan SDM yang banyak pula. Lagi-lagi ini yang menjadi momok bagi para anak muda di era modern berbasis digital ini. Itu mengapa kita perlu secara bijak mengandalkan teknologi dan kreatifitas yang kita miliki agar bisa menghasilkan film-film yang menginspirasi dan memberikan manfaat bagi para penontonnya.
0 Comments