Sebagai warga metropolitan yang setiap hari berjumpa dengan asap kendaran, udara berpolusi, kemacetan dan keruwetan lainnya, kita sangat membutuhkan sebuah kesejukkan dan pemanjaan paru-paru, bukan? Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mendapatkan semua itu adalah traveling.
Traveling atau yang biasa disebut jalan-jalan adalah kebutuhan tersier yang cukup penting, guys. Sebab melakukan perjalanan itu bisa membangkitkan mood dan mengembalikan semangat yang sudah tumbang, lho!
Salah satu traveling yang sehat, murah sekaligus menantang adrenalin adalah mendaki gunung. Tentunya, setiap orang yang merasa dirinya mampu, bisa mendaki gunung manapun yang ia mau. Apalagi bagi Anda yang menyukai view menarik untuk diunggah ke laman Instagram.
Saya ingin berbagi pengalaman selama mendaki Gunung Prau, yang berlokasi di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah. Untuk pemula, Gunung Prau memang cocok menjadi destinasi traveling. Apalagi pemandangan yang disajikan di sana sungguh tak bisa membuat diri menahan untuk tidak berdecak kagum.
Berawal dari Patak Banteng, saya dan tim menyusuri jalur demi jalur pendakian hingga tiba di camping ground Gunung Prau yang berada di ketinggian 2565 meter di atas permukaan laut (mdpl). Sebagian orang menganggap ini adalah puncak dari Gunung Prau dan sebagian lagi menganggap bahwa puncak ada di ketingian 2590 mdpl.
Puncak Gunung Prau
Pendakian melalui jalur Patak Banteng cukup terjal dan banyak pasir sehingga jalanan terasa sedikit lebih licin. Dari area camping ground, kita bisa melihat dua gunung yang saling berdekatan. Dua gunung ini adalah gambar gunung yang biasa kita lihat di kemasan botol Aqua. Yaitu Gunung Sindoro dan Sumbing. Selain itu, kita juga dapat melihat Gunung Merapi yang terlihat di belakang Gunung Sindoro dan Sumbing.
Berhubung hanya menikmati sunrisenya, jadi pemandangan di pagi hari saat di Gunung Prau adalah pemandangan paling indah bagi saya. Saat itu bulan September, masih memasuki musim kemarau, sehingga angin di sana sangat besar dan hawa dinginnya terasa menusuk hingga ke tulang.
Namun itu semua tidak menyurutkan keingin para pendaki untuk menikmati dan berfoto ria dengan suguhan pemandangan yang luar biasa menakjubkan. Rasanya seperti terbayarkan segala lelah dan dingin yang begitu menusuk.
Potret Gunung Sindoro & Sumbing
Bagi pemula dan untuk para pendaki yang sudah biasa, untuk mendaki Gunung Prau tentunya harus menyiapkan diri. Dimulai dari olahraga jogging, makan makanan yang sehat dan bergizi serta mengonsumsi vitamin penambah daya tahan tubuh. Sebab dengan udara dingin yang semakin menusuk (apalagi di malam hari), jika daya tahan tubuh lemah, besar potensi terkena flu.
Selain itu, alat-alat pendakian juga harus dipersiapkan semaksimal mungkin. Seperti sleeping bag, baju hangat, jaket tebal dan jika perlu bawalah selimut. Di malam pertama, saya dan satu kawan hampir terkena hipotermia sebab udara yang begitu dingin dan turunnya gerimis menambah rasa dingin begitu menyiksa. Namun puji syukur kami berdua bisa melewati malam yang penuh drama dan semua baik-baik saja. Itulah sebabnya jaket tebal dan sleeping bag adalah satu kesatuan yang penting untuk dibawa hiking.
Di hari terakhir (saya dan tim berada di Gunung Prau selama tiga hari dua malam) kami turun melewati jalur yang berbeda, yaitu lewat jalur Kalilembu. Jalur Kalilembu lebih landai dan terasa mudah. Tidak seperti Patak Banteng yang banyak pasir, Kalilembu lebih banyak tanah biasa dan akar-akar pohon yang menjalar.
Untuk masalah budget, saat itu kami berpatungan satu orang lima ratus ribu rupiah sudah termasuk ongkos pulang pergi. Murah, ‘kan? Untuk next trip saya dan kawan-kawan sepertinya akan mencoba gunung di luar Pulau Jawa.
Referensi dari : https://www.google.com/amp/s/www.medcom.id/amp/xkE4Ozeb-sanggupkah-pemula-mendaki-gunung-prau
0 Comments