Film animasi adalah salah satu genre yang memiliki banyak penggemar setia karena bisa dinikmati oleh berbagai kalangan tanpa terbatas umur. Pada penyelenggaraan Oscar di tahun 2018 pada hari Minggu malam waktu setempat (4/3/2018) atau Senin waktu Indonesia (5/3/2018), film animasi juga masih mendapatkan tempat khusus dengan persaingan nominasi yang cukup ketat. Di tahun ini, pemenang untuk film animasi terbaik adalah Coco.
Coco berhasil menjadi pemenang film Animasi Terbaik versi Oscar setelah mengalahkan Loving Vincent, The Breadwinner, The Boss Baby, dan saingan terberatnya yaitu Ferdinand yang diangkat dari buku cerita dengan judul The Story of Ferdinand.
Film animasi Coco diciptakan oleh Pixar Animation Studios dan dirilis oleh Walt Disney Pictures. Film ini menceritakan mengenai kisah seorang anak bernama Miguel Rivera yang tanpa sengaja mengalami perjalan dimana mereka yang sudah meninggal berada. Cerita perjalanan Miguel sendiri terinspirasi dari Dia de los Muertos atau Hari Orang Mati di Meksiko. Menurut cerita, hari tersebut adalah hari dimana mereka yang sudah meninggal akan dipertemukan kembali dengan keluarganya.
Coco tidak hanya memiliki kualitas animasi yang baik tetapi juga memiliki cerita yang mendalam. Pixar memang bukan kali pertama ini saja menciptakan film animasi yang sarat dengan makna. Tetapi melalui Coco, Pixar dan Disney berhasil menciptakan sebuah film animasi yang menyentuh dan memberikan makna yang mendalam terhadap Dia de los Muertos dan hubunganya dengan makna keluarga untuk masyarakat Meksiko.
Lee Unkrich selaku Sutradara bersama dengan Adrian Molina berhasil menciptakan sebuah persepsi menarik yang bisa diterima oleh semua orang di dunia mengenai kebudayaan Meksiko dan bagaimana masyarakatnya hidup. Kedua orang ini juga memiliki tujuan untuk menciptakan karakter yang memang merepresentasikan orang Meksiko sedekat mungkin dengan yang asli lengkap dengan segala ciri khasnya. Dengan demikian, anak-anak maupun orang dewasa yang menonton Coco akan menyadari bahwa apa yang mereka lihat memiliki kesamaan yang jelas dengan yang aslinya.
Disney sebenarnya sempat dituduh melakukan whitewashing atau menggunakan artis berkulit putih untuk memerankan karakter ras lain. Protes keras yang sempat didapatkan Disney dari masyarakat adalah rumor pembuatan film adaptasi Aladdin yang lebih memilih menggunakan karakter kulit putih. Selain itu film super hero marvel yang berada di bawah naungan Disney, Doctor Strange juga mengalami hal yang sama.
Namun dengan kehadiran Coco dan film super hero terbaru Marvel, Black Panther adalah sebuah jawaban bagaimana Disney mengapresiasi budaya dan masyarakat dengan latar belakang yang beragam.
Keberhasilan PIxar dan Disney dalam menggabungkan cerita kebudayaan Meksiko dengan animasi dan tata musik yang luar biasa adalah resep yang akhirnya membuat Coco mendapatkan Oscar.
0 Comments