Ketika kita membahas perusahaan atau usaha yang menjual banyak barang, permasalahan yang sering muncul biasanya adalah inventory. Inventory sendiri diartikan sebagai bahan atau barang yang disimpan dimana nantinya akan digunakan untuk memenuhi tujuan tertentu, bisa untuk produksi atau dijual langsung. Semakin besar inventory sebuah perusahaan, semakin beragam pula permasalahan yang dapat muncul. Misalnya saja, jumlah stock, perhitungan barang keluar masuk, tanggal produksi, hingga kapasitas dan logistik.
Melihat banyaknya permasalahan yang muncul, Moodah ingin menjadi solusi bisnis terintegrasi yang bisa menyelesaikan kendala tersebut.
Menurut Arini Astari, CEO dari Moodah, permasalahan yang biasanya dihadapi oleh perusahan yang memiliki inventory adalah pengerjaannya yang masih manual. Biasanya sebuah perusahaan melakukan pencatatan stok barang keluar masuk hanya menggunakan Microsoft Excel (manual). Akhirnya, ketika kita akan melihat penjualan barang dan mencocokan dengan stok keluar masuk, semua harus dilacak ulang mulai dari bagian sales hingga ke bagian gudang. Proses ini akan sangat memakan waktu dan sering terjadi kesalahan di tengah proses.
Kendala ini membuat Arini mengembangkan Moodah yang menghadirkan beberapa fitur mulai dari sales, inventory, purchase, accounting, Intellegence Modul. Semua fitur ini saling terintegrasi sehingga bisnis yang dijalankan juga menjadi lebih efisien. Misalnya saja pada bagian sales melakukan penjualan, maka delivery order bisa langsung dibuat. Selanjutnya fitur inventory bisa langsung memperlihatkan stok barang yang ada secara real-time. Jika barang sedang habis, purchasing bisa langsung melakukan pemesanan dari supplier dan semua bagian terkait dapat memantau proses pemesanan barang. Tentunya penjualan, pembelian, dan hal lainnya akan tercatat di dalam fitur accounting sehingga dapat terotomatisasi dalam pembuatan financial statement-nya. Melalui intellegence modul, user dapat dengan mudahnya mendapatkan insight tentang kegiatan purchasing, sales, pergudangan, dan keuangan mereka dalam sebuah infografis sederhana yang mudah dibaca. Dengan demikian, proses yang terjadi dapat dipantau oleh semua orang tanpa ada perbedaan perhitungan atau waktu yang terbuang.
Pada prakteknya, banyak perusahaan yang masih enggan berpindah dari pencatatan excel menggunakan aplikasi inventory. Menurut hasil research yang dilakukan oleh Arini, perusahaan terutama pelaksana merasa susah untuk menggunakan aplikasi tersebut. Tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama dalam mempelajari sistem pencatatan terintegrasi sehingga butuh waktu yang lama untuk bisa membiasakan dan menyamakan pengetahuan.
Melalui Moodah, Arini juga menghadirkan aplikasi untuk smartphone dengan fitur dan interface sederhana sehingga lebih mudah diadaptasi dan digunakan oleh semua orang dibandingkan dengan aplikasi inventory pada umumnya. Misalnya fitur scan barcode yang dapat mencatat barang keluar-masuk secara real-time ke dalam sistem ketika petugas gudang melakukan scan. Dibandingkan harus melakukan input manual pada aplikasi inventory, fitur semacam ini lebih mudah diadaptasi oleh mereka yang menjalankan proses.
Melalui Moodah, Arini ingin agar perusahaan bisa menjalankan bisnis lebih "mudah dengan Moodah". Kedepannya, Moodah ingin mengembangkan Artificial Intellegence (AI) dan Big Data yang nantinya akan lebih mempermudah proses bisnis SCM.
0 Comments