Saat ini transformasi digital mulai diterapkan dalam segala bidang salah satunya dalam masalah pelayanan agar semakin berkualitas untuk para pelanggan dan publik. Berawal dari permasalahan sulitnya transaksi pembayaran dalam penggunaan bus umum, startup asal Semarang yang di gawangi oleh Agung T. Nugroho selaku CEO ini menciptakan sebuah alat yang mempermudah pembayaran tiket bus dengan menggunakan aplikasi.
Aplikasi tiket ini tidak tertempel di Bus, karena sempat menimbulkan beberapa masalah salah satunya alat mati, hingga mengganggu operasional bus. Agar mempermudah operasional di tahun 2015 mereka menciptakan aplikasi versi mobile-nya. Saat ini yang bisa menggunakan e-ticketing Bus adalah Bus Rapid Transit (BRT) yang tidak menggunakan shelter, khususnya di daerah luar Jabodetabek dimana masih banyak bus yang masih melakukan pembayaran di dalam bus tidak di shelter/halte karena tidak semua kota bisa memfasilitasi shelter untuk setiap bus nya. Klien E-ticketing Bus ini salah satunya Trans Surabaya, Trans Semarang, Trans Jawa Tengah,Pekanbaru, hingga Batam.
Saat ditemui dalam i3expo, CTO E-ticketing Bus Doddy Andiawan mengatakan dalam mengembangkan startup ini pastinya tidak selalu mulus, ada beberapa tantangan yang dihadapi yaitu dalam kegiatan meng-import barang ketika harus menggunakan sinyal 4G mesti menggunakan TKDN, disitulah kesulitan yang dialami oleh tim e-ticketing bus sehingga masih menggunakan 3G jika diluar negeri untuk di Indonesia sudah 4G.
Untuk harga E-ticketing Bus sendiri dijual secara bundling mulai dari alat, software alat, software monitoring, aplikasi tracking angkutan umum. Hanya dengan membayar sekali, kamu sudah bisa mendapatkan semuanya dengan harga Rp 20jt.
Dengan adanya E-ticketing Bus ini mempermudah para penumpang dan para pengusaha bus untuk melakukan transaksi pembayaran. Teknologi semakin mempermudah segala aktivitas kita sehari-harinya.
0 Comments