Menginspirasi : Sally Giovani dari Penjual Kain Kafan Hingga Memiliki Batik Center

Sally Giovani, yang akrab dipanggil Seli, adalah seorang pengusaha batik asal Cirebon, Jawa Barat. Seli adalah pengusaha batik muda yang mampu membuat batik sebagai mata pencaharian utama sekaligus mempopulerkan batik dikalangan anak muda. Usaha yang digeluti Seli ini sejak usianya 17 tahun, dimana dia baru saja lulus sekolah menengah atas atau SMA. Latar belakang keluarga yang tergolong ekonomi kurang mampu membuat Seli memutar otaknya untuk memulai usahanya. Hal itu sebenarnya Seli lakukan untuk mengurangi beban dan membantu perekonomian orang tuanya.

Kendala dana sebagai modal membuat Seli memutuskan nikah muda setelah ia lulus sekolah. Hal ini dilakukan karena memang Seli menyadari untuk memulai usaha sendirian tidak mudah, ia butuh seseorang yang mampu menjaganya saat dia memulai usaha. Selain itu alasan paling sederhana dari Seli mengapa memilih nikah muda adalah, karena uang dari pemberian dari kawan-kawannya dapat digunakan sebagai modal. Hal itu juga diakui Seli saat dirinya diwawancarai Deddy Corbuzier di acara Hitam Putih.

Sesaat setelah menikah Seli memulai usahanya sebagai penjual kain kafan. Baginya usaha menjual kain kafan sangat mudah karena memang pasti akan dicari oleh kebanyakan orang. Tapi tidak Seli tidak menemukan cara saat menjual berulang kain kafan pada orang yang sama karena, seperti diketahui bahwa kematian tidak terjadi setiap saat. Seli yang memang mengupgrade pengetahuan bisnisnya dengan mengikuti seminar dan talkshow akhirnya mulai berpikir inovasi untuk menjual kain kafannya kepada penjual batik di sekitar lingkungannya tinggal. Dari sana Seli mulai tertarik untuk menekuni dunia batik.

Bukan tanpa kegagalan Seli dalam usahanya menjual kain batik, sempat beberapa kali mengalami kesulitan menjual. Seli akhirnya terus mencoba memahami kondisi pasar akan trend batik yang berkembang, dari sana akhirnya Seli mengalami banyak kemajuan dalam usahanya berjualan batik.

Dari kerja kerasnya, di usia 22 tahun Seli telah memiliki sebuah Pusat Grosir Batik bernama Trusmi. Kemajuan dalam usahanya diakui Seli sebagai sebuah dari kerja kerasnya, Ia pun selalu memegang sebuah prinsip berani memulai : tanpa tapi dan tanpa nanti sehingga tak heran apa yang dimiliki Seli saat ini telah dapat dinikmati. Bukan itu saja dalam berbisnis Seli selalu menggunakan strategi lebih baik mahal dengan kualitas terbaik daripada lelah perang harga dan selalu mendapatkan complain soal mutu.

Hingga saat ini Seli telah berhasil membangun sebuah pusat grosir di Cirebon seluas 1,5 Ha bernama Trusmi, memiliki 10 outlet cabang di Jakarta, Surabaya, Bandung dan Medan. Bukan hanya itu impiannya memberdayakan 1 juta orang untuk bekerja dengannya pun bisa dikatakan hampir terwujudkan. Karena sampai saat ini Seli sudah memiliki 850 karyawan yang bekerja di Pusat Grosir Batik Trusmi dan bekerja sama dengan sekitar 450 orang pengrajin batik.

Seperti kata Seli, bahwa keberuntungan itu akan berpihak pada orang yang siap dan bekerja keras. Maka untuk semua itu jangan pernah takut memulai, Tan Malaka pernah berkata, terbentur, terbentur, terbentur lalu terbentuk. Putus asa bukanlah sebuah jawaban dari kegagalan berusaha dan terus semangat meraih mimpi adalah modal terbesar seorang yang mau berusaha.