Salah satu permasalahan hampir di seluruh Indonesia adalah terkait masalah sampah. Indonesia sendiri menempati peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah anorganik ke laut. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan bahwa pada tahun 2019 jumlah total sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta ton.
Bahayanya adalah masih banyaknya masyarakat yang berpikir bahwa sampah ini bukanlah sebuah masalah besar. Sehingga kebiasaan membuang sampah masih saja kita temukan dan hal ini mengakibatkan banjir dan kerusakan alam sekitar kita. Selain itu sampah juga membawa dampak yang sangat buruk bagi kesehatan bagi penduduk sekitarnya jika tidak dapat ditanggulangi.
Pemerintah sendiri dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan memperkirakan bahwa pada tahun 2019 jumlah total sampah di Indonesia akan mencapai 68 juta ton. Jumlah yang sangat tinggi dan akan berkembang menjadi masalah yang sangat beragam bagi kesehatan dan kesejahteraan masayarakat Indonesia.
Menanggapi hal tersebut masayarakat yang peduli tidak tinggal diam, mereka berupaya membuat sebuah gerakan dan perubahan perubahan serta upaya-upaya dalam penanganan masalah sampah ini. Potensi penyelesaian permasalahan sampah dan pengelolaannya menjadi salah satu pelauang bisnis startup di Indonesia.
Sekumpulan anak muda melihat adanya potensi dan peluang tersebut. Putra Fajar Alam sebagai Chief Executive Officer, Addin Gama Bertaqwa sebagai Chief Technology Officer, Sari Wulandari sebagai Chief Marketing Officer, Alfian Hidayat sebagai Chief Mobile Officer dan Ari Apridana sebagai Chief Security Officer membuat sebuah aplikasi yang mengintegrasikan pengelolaan sampah di seluruh Indonesia dengan nama "Sistem Online Manajemen Sampah” (SMASH).
Smash sendiri bertujuan menjadi platform National Manajemen Sampah dengan 3 fungsi utama yaitu:
-
1 Aplikasi Manajemen Sampah Nasional
Dengan konsep aplikasi yang terintegrasi secara nasional dan dapat menghubungkan berbagai pemangku kepentingan dalam masalah sampah, Smash dapat menjadi platform untuk berbagai upaya pengelolaan sampah di Indonesia.
-
2 E-Smash
Merupakan kolaborasi dengan pemerintah lokal sebagai Smart City untuk manajemen sampah yang disebut e-Smash. Proses digitalisasi Bank Sampah yang dilakukan di Smash, mengacu pada konsep aplikasi internet banking.
-
3 Aplikasi Komunitas Pribadi: mySmash
Berfungsi memfasilitasi pelanggan dan komunitas melalui aplikasi seluler dan diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif komunitas untuk lebih peduli tentang sampah.
Ide startup ini muncul dikarenakan tumbuh kembangnya Bank Sampah di Indonesia. Bank Sampah itu sendiri merupakan tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah. Bank sampah dikelola menggunakan sistem seperti perbankkan. Penyetor adalah warga yang tinggal di sekitar lokasi bank serta mendapat buku tabungan seperti menabung di bank.
Berdasarkan data dari pemerintah, ada 5.244 Bank Sampah di seluruh Indonesia pada 2017. Smash telah memvalidasi beberapa masalah utama dalam pengelolaan sampah, seperti: berkolaborasi dengan Bank Sampah di seluruh Indonesia, lebih dari 1.080 Bank Sampah terdaftar dari 32 Provinsi di Indonesia (20% dari semua Bank Sampah di Indonesia).
Ide cerdas ini telah menghasilkan beberapa pencapaian yang diraih oleh Smash antara lain juara Innovation and Collaboration Development 2016 dari The Asia Foundation, Program inkubasi oleh Indigo Creative Nation Batch I 2016 dan bebrapa pencapaian lainnya.
Perusahaan rintisan berbasis internet atau startup Smash ini menjadi salah satu contoh peluang startup yang tumbuh dan memperkaya pertumbuhan startup di Indonesia. Startup lokal seperti inilah yang membuat generasi milenial tertarik untuk turut serta membangun usaha baru dan meraih kesuksesan menjadi next Unicorn Indonesia.
0 Comments