Image Credit: Image: alternativeadvert
Menjual tanpa memasarkan sepertinya tampak mustahil dilakukan. Kegiatan menjual sangat bertalian erat dengan kegiatan memasarkan. Tanpa kegiatan memasarkan, kecil kemungkinan sebuah produk akan terjual kepada konsumen.
“Memasarkan” maksudnya yaitu sekonyong-konyong menawarkan barang dagangan kepada konsumen seperti , “Pak, ini saya punya produk anu, dari anu, bla bla bla” atau “Mbak, ini ada produk anu, harganya anu, bla bla bla” atau hal semacamnya.
Menjual sebuah produk baik itu barang atau jasa tampak seperti sesuatu yang sangat mudah. Berbagai metode menjual telah berkembang sedemikian rupa untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Salah satunya adalah konsep “menjual tanpa memasarkan”. Konsep ini sangat efektif dan memiliki dampak yang luar biasa terhadap perkembangan sebuah bisnis, baik itu dalam menarik minat calon konsumen, meningkatkan kepercayaan pelanggan, meningkatkan kuantitas penjualan dan profit yang dihasilkan, ataupun variabel-variabel lainnya.
Pernahkah terpikirkan oleh anda, bahwa menjual sebuah produk bukan semata mata menjual produk? Dan bagaimana cara “menjual tanpa memasarkan”? Simak sampai selesai ya..!!!
-
1 Kenali dulu hubungan antara barter dengan pasar
Ada banyak sekali metode yang digunakan untuk melakukan penjualan. Namun pada dasarnya, semua metode itu mengarah pada konsep "pasar” dan “pemasaran”.
Jika kita mendengar kata “pasar”, spontan akan tertuju pada definisi bahwa “pasar adalah tempat bertemunya produsen dan konsumen” atau “tempat terjadinya transaksi antara produsen dan konsumen”, atau berbagai definisi-definsi lain yang serupa.
Dalam konteks lapang, definisi-definisi tersebut cukup tidak relevan. Apalagi, di era disrupsi inovasi yang disoroti oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, Renald Kasali, banyak sekali inovasi-inovasi dari pelaku bisnis terutama bisnis online yang konsepnya sama sekali tidak menyentuh definisi-definisi tersebut.
Lalu apa itu “pasar”?
Apabila kita telesih lebih jauh, anda pasti setuju bahwa konsep pasar berasal dari konsep barter. Pasar sebenarnya merupakan “tempat bertemunya kepentingan”. Entah kepentingan itu hanyalah keinginan atau kebutuhan.
-
2 Memasarkan = memosisikan diri sebagai “The Problem Solver”
Apabila menempatkan definisi “pasar” sebagai “tempat bertemunya kepentingan”, antara penyedia produk (baik itu barang atau jasa) kedudukannya akan setara dengan konsumen. Sama sekali tidak ada pihak yang merasa dirugikan atau diuntungkan secara berlebih.
Pihak penyedia produk (produsen, dsb.) memiliki kepentingan mendapatkan uang untuk mengembangkan bisnisnya, sedangkan konsumen berkepentingan memenuhi kebutuhan ataupun keinginannya terhadap manfaat dari produk tersebut.
“Konsep berpikir seorang pelaku usaha sangat memengaruhi bagaimana ia bertindak dan menempatkan diri.”
Dalam sistem “menjual tanpa memasarkan” seorang pelaku usaha menempatkan diri sebagai “The Problem Solver”. Jadi, bukan semata-mata menjual/menawarkan produk, namun menawarkan sebuah solusi. Karena yang diinginkan oleh konsumen bukan produk belaka, namun solusi dari manfaat produk tersebut.
-
3 Buat branding yang logis dan menawarkan solusi
Branding akan memudahkan para calon konsumen untuk mengingat manfaat produk yang kita tawarkan (sekali lagi bukan produknya, tetapi manfaat/solusinya). Bila calon konsumen ingat dengan manfaatnya, otomatis ia akan ingat dengan produk kita.
Selain itu, branding yang bagus juga akan dengan sendirinya menarik pelanggan agar lebih loyal terhadap solusi yang ditawarkan oleh produk tersebut.
Kesimpulan
Baiklah, itu tadi tiga kunci untuk melakukan penjualan tanpa memasarkan. Poin pertama, ialah dasar pemikiran (mindset) yang membuka bagaimana seorang pelaku bisnis bertindak. Kemudian poin kedua, kunci bagaimana menjual tanpa memasarkan dengan menempatkan diri,sebagai ”The problem solver”. Dan yang ketiga, mempertahankan para calon konsumen dan juga pelanggan agar tetap ingat manfaat dan solusi yang kita tawarkan.
So the main point is, “we are the problem solver, not just the seller of a product”.
0 Comments