Generasi Media Sosial

Generasi muda saat ini seakan tidak bisa hidup tanpa media sosial


1
Share via
1 share, 1 point

Semenjak tahun 2000, media sosial menjadi primadona di kalangan anak muda, beberapa ibu-ibu dan beberapa bapak-bapak. Semua orang merasa diberikan kebebasan untuk mengekpresikan diri mereka, bebas beperilaku seperti apa di media sosial, apa lagi setelah jaman orde baru selesai. Menurut Wikipedia, media sosial itu adalah suatu media online dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan. Semakin ke sini ragam media sosial juga semakin banyak, seperti yang kita tau dari jamannya yahoo, google, friendster, facebook, twitter sampai sekarang jamannya Snapchat.

Seperti yang kita tau, salah satu alasan Mark Zuckerberg membuat facebook adalah untuk media komunikasi teman-teman mahasiswanya di Harvard University. Facebook saat ini telah menjadi salah satu media sosial terfavorit sedunia, kurang lebih ada 1,44 miliyar orang yang menggunakan Facebook di dunia (Data tahun 2015). Jack Dorsey dan kawan-kawan, menciptakan Twitter dengan awal tujuan agar orang-orang dapat berbagi pesan kepada semua teman-temannya dengan lebih mudah, dan sekarang Twitter menjadi salah satu media sosial terkenal yang based nya adalah media berita. 

Nah, semakin kesini semakin banyak kan macam-macam dari media sosial itu. Disadari atau tidak, dengan adanya media sosial ini juga mempengaruhi kehidupan banyak individu. Memang dengan maraknya media sosial, kita sebagai individu muda dan modern menjadi merasa lebih leluasa untuk mengungkapkan pendapat kita mengenai suatu hal. Dengan adanya media sosial itu juga, kita diberikan kesempatan untuk ‘menunjukan’ kepada dunia mengenai siapa diri kita, dari mulai kegemaran, kebiasaan, bahkan sampai kelas sosial. Di media sosial juga kita jadi bisa tau teman kita atau bahkan orang lain sudah mengerjakan tugas perkembangannya atau belum.

Tidak sedikit orang-orang mempublikasikan kehidupan sehari-hari mereka dari mulai hal yang wajar sampai terkadang berlebihan. Aku pernah membaca salah satu pendapat orang mengenai Awkarin, dia berpendapat bahwa dia bangga dengan ‘Awkarin’ karena bisa dengan bebas mengungkapkan pada dunia siapa dirinya, tidak takut memperlihatkan gaya hidup yang pasti akan mendapatkan pro-kontra dari para netizen. Dia juga beranggapan bahwa orang-orang di luar sana juga banyak yang gaya hidupnya seperti Awkarin, hanya saja mereka tidak mempublikasikannya ke dunia. Mungkin memang benar, hal apa yang mau mereka publikasikan di media sosial adalah hak dari individu itu sendiri. Tapi apakah yang dia publikasikan itu cukup bermanfaat untuk banyak orang? Apalagi kalau mempublikasikannya via media sosial yang terbuka dan bisa dilihat oleh semua orang, seperti Youtube, Instagram, ataupun Blog.

Dengan adanya media sosial sebenarnya semakin meningkatkan tekanan sosial, misalnya teman-teman seangkatan kita sudah menikah bahkan punya anak sedangkan kita sendiri , jangankan menikah, calonnya saja belum ada. Atau melihat temannya posting foto tunangan sama pacarnya, kita langsung ingin cepat dilamar sama pacar kita, padahal baru pacaran satu minggu. Hal lain yang lebih sederhana, misalnya melihat teman abis pulang nonton konser boyband Korea, terus kita merasa sebal karena kita tidak bisa ikutan nonton. Melihat temen kita posting foto mobil barunya, terus jadi bahan pembicaraan. Ya hal-hal simple tapi berkontribusi nambah dosa sebenernya.

Sekarang-sekarang juga lagi banyak banget berita hoax yang ada di media sosial, banya sekali. Saya pun kadang suka bingung, kenapa orang-orang sangat mudah percaya sama berita-berita yang sebenarnya website­-nya pun belum tentu credible. Semudah itu masyarakat Indonesia dibohongi? Kadang dengan adanya berita hoax juga semakin memanaskan keadaan, apalagi kalau berhubungan dengan dunia politik yang selalu berhawa panas seperti gurun. Yang awalnya situasi pilkada sudah aman, tenang, eh gara-gara ada berita hoax jadi panas lagi, jubir dari setiap calon saling keras-kerasan berpendapat serasa calon pilihannya adalah pilihan terbaik. Ini lah yang saya rasakan tiap buka twitter beberapa bulan terakhir, jadi pusing, dan akhirnya membuat tidak nyaman. Mungkin hal ini juga dirasakan oleh banyak orang, bukan cuma saya sendiri.

Sebenarnya media sosial juga menawarkan banyak manfaat, terutama untuk kegiatan promosi. Pastikan buat mereka yang punya bisnis, media sosial ini memberikan banyak sekali manfaat untuk mereka. Mereka bisa mempromosikan bisnisnya tanpa harus bayar koran ataupun radio. Buat yang seneng bikin video, foto dan tulisan pun dimudahkan untuk ‘’berbagi’ hasil karyanya di media sosial. Buat mahasiswa juga yang mau cari informasi pun sangat dimudahkan dengan adanya media sosial, tinggal tulis keyword di google, dan semuanya akan muncul di sana.  

Semua balik lagi ke kita sebagai penikmat yang harus pintar memilih apa yang kita baca, yang kita lihat, dan yang terpenting memilah mana yang akan kita posting, yang kita akan ‘perlihatkan’ ke dunia. Yuk! Mulai bijak menggunakan Media Sosial. 


Like it? Share with your friends!

1
Share via
1 share, 1 point

What's Your Reaction?

LOL LOL
0
LOL
Sedih Sedih
0
Sedih
Marah Marah
0
Marah
Senang Senang
0
Senang
Takut Takut
0
Takut
Terinspirasi Terinspirasi
1
Terinspirasi

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
List
The Classic Internet Listicles
Personality quiz
Series of questions that intends to reveal something about the personality
Trivia quiz
Series of questions with right and wrong answers that intends to check knowledge
Poll
Voting to make decisions or determine opinions
Video
Youtube, Vimeo or Vine Embeds
Audio
Soundcloud or Mixcloud Embeds
Image
Photo or GIF
Send this to a friend