Aruna Indonesia: Membantu Nelayan Mendapatkan Pasar Pembeli Secara Langsung

Berawal dari ingin membantu taraf hidup Nelayan, munculnya startup Aruna Indonesia.


1
Share via
26 shares, 1 point

Ketika banyak anak muda bingung mau apa setelah selesai pendidikannya, tidak demikian dengan 3 sekawan Farid, Utari dan Indraka. Ketiga nya telah menggagas sebuah ide membangun startup di tahun 2015. Ide nya muncul karena keinginan untuk membantu taraf hidup Nelayan, membantu Nelayan untuk mendapatkan pasar pembeli hasil tangkapannya dengan langsung. Sudah sangat dikenal di masyarakat umum bahwa sebelum sampai ke customer, ikan tangkapan nelayan ini harus melewati banyak tengkulak, sehingga harga ikan tinggi dibeli konsumen, tetapi para nelayan tetap mendapatkan harga beli yang rendah. 

Berawal keisengan membuat platform aplikasi marketplace jual beli ikan dan hasil laut secara online, akhirnya mereka membangun sebuah platform yang terintegrasi, yakni Integrated Fishery Management (Sistem aplikasi terintegrasi pengelolaan bisnis perikanan), Fishery Online Trading (Data sektor perikanan real time dan handal), dan Fishery Data Intelligent (Inovasi sistem perdagangan ikan dan hasil laut secara daring) 

Aruna Indonesia terus berusaha memperluas dampak positif untuk masyarakat Indonesia. Saat ini tim Aruna sudah menjangkau mitra-mitra nelayan di berbagi wilayah yang ada di Indonesia, dan akan terus bertambah. Sekarang Aruna Indonesia sudah menjangkau 1701 kelompok nelayan di 16 provinsi, dengan 86 jenis ikan.

Visi nya jelas Aruna Indonesia ingin membawa manfaat dengan technology bagi sektor perikanan dan memberikan koneksi bagi Nelayan dan pasar serta konsumennya. Dan tentu nya meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan Nelayan Indonesia.

Di tahun 2018, Aruna Indonesia mencapai banyak prestasi di antara lain telah Partnership dengan Kementrian Desa, Pembanguna Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi. Kemudian Aruna telah menjangkau tansaksi Export ke US, Timur Tengah, Jepang, China, dan Asia Tenggara. Aruna pun menjuari Fishackathon 2018 dan Juara ASEAN ICT Awards 2018.

Ketiga nya melewati masa yang tidak mudah, membuat presentasi konsep yang ditawarkan ke kampus, tempat inkubasi bisnis dan pihak-pihak yang dapat membantu memberikan arahan dan pemodalan awalnya. Banyak kali ide mereka ditolak, malah mungkin di sepelekan, bagaimana mungkin 3 anak Lulusan Baru mampu menghadapi lapangan di daerah pantai.

Buat Yooreaders yang punya cita-cita bikin Startup atau bikin usaha, check dulu apakah kamu punya kualitas seperti founder Aruna; tips nya ini loh ya

1. Masalah apa yang ingin dipecahkan oleh produkmu?

Mempunyai tujuan atau Visi, apa manfaat dari startup atau usaha yang kamu buat untuk sekitar atau masyarakat maupun pengguna. Contoh yang nyata, betapa kuat nya tim Aruna Indonesia ingin mengubah taraf hidup Nelayan Indonesia untuk lebih sejahtera dengan teknologi dan aplikasi yang mereka rintis dan bangun.

Ketika kamu punya ide, coba ujikan dengan pertanyaan diatas? Jika dapat mendapatkan jawaban yang jitu, proses ideation kamu keren, tetapi jika masih terasa lemah uji terus hingga tajam. Mengapa ini penting, karena kamu sedang menyiapkan ekosistem produk/jasa yang akan kamu buat jadi model bisnis. 

2. Leadership is your determination

Ketika kamu mulai merancang ide dan arah usaha yang di rintis, kamu sedang buat pondasi, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kamu teguh memimpin dan mendorong rekan-rekan di samping kamu untuk bergerak bersama

3Pilih tim yang Tepat

Banyak sekali cerita startup yang udah di beberapa fase malah ada juga yang udah dapat pen-dana, eh rontok karena tim nya berpecah, ada yang alasan bikin produk startup lain, memutuskan kerja di kantoran, pindah kota, lanjut sekolah dan berbagai alasan lainnya. Baik nya ketika bentuk tim founder dari awal ditanyakan apa yang menjadi rencana pribadi masing-masing sehingga bisa saling mengisi ataupun mengakomodasi.

Tim juga sebaiknya punya background keahlian yang berbeda-beda jangan cuma satu bidang, misalnya semua nya latar belakang nya Programmer, nanti siapa yang akan menjual ke Client? Tips nya jika startup kamu berbasis IT, pastikan ada 3 keahlian, ada orang IT , Marketing/ Komersial dan Keuangan atau Operasional. Kalo tidak langsung membuat system/ aplikasi, pastikan tim nya ada yg punya latar belakang Marketing/ Digital Marketing atau pun Content, keahlian operasional bisnis nya dan juga keuangan

4. Jangan terburu “fundraise”

Kita saat ini sering sekali kita terpapar dengan berita pendanaan yann di terima oleh 4 Unicorn Indonesia khususnya (Gojek, Tokopedia, Bukalapak, Traveloka) dan Startup lainnya yang dapat Investor dengan nilai yang waaaah. Sebelum kamu mulai mikir perlu Dana / Modal, coba uji lagi sebenernya Uang nya buat apa sih, kalo jawabannya buat modalin usaha yang alih-alihnya opex/ biaya operasional yang rutin bukan buat nambah nilai bisnis, sebaiknya kamu review lagi. Pastikan bahwa biaya operasional yang kamu keluarkan bertambah itu memang menghasilkan. Kalo Startup Unicorn fundraise karena perlu untuk perluasan pasar/konsumen, atau bangun teknologi untuk menambah bisnis nya. 

Utari dari Aruna Indonesia menceritakan bagaimana mereka menggunakan uang jajan dan tabungannya di awal, lalu dapat pendanaan dari beberapa program inkubasi, dan ketika dirasa bahwa hasil usahanya sudah bisa menutup biaya operasional, tidak perlu lagi tergesa mencari investor, kecuali sudah ada rencana pengembangan usaha.

5. Pelajari Model Bisnis

Seringkali para pengusaha pemula ini berniat bikin startup karena kemampuan mereka membuat produk, atau penciptaan inovasi. Kalo dari cerita Aruna Indonesia juga awal nya karena Founder nya suka bikin aplikasi tanpa mikir terlalu panjang model bisnis atapun monetisasinya. 

Tapi seiring pengembangan nya, tentu harus paham dan pada akhirnya membuat startup harus menghasilkan keuntungan maupun pendapatan, bukan hanya pengeluaran. Kamu bisa coba pelajari Business Model Canvas (BMC) ditulis oleh Alexander Osterwalder, adalah suatu kerangka kerja yang membahas model bisnis dengan disajikan dalam bentuk visual berupa kanvas lukisan, agar dapat dimengerti dan dipahami dengan mudah.

Kamu bisa mempertajam model rintisan yang sedang kamu kembangkan dan apakah bisa diterima  oleh konsumen.

6. Dokumentasi

Ini tips dasar, jika kamu mau punya atau mulai startup, biasakan buat sebuah tulisan atau buat dokumentasi nya. 5 Poin diatas paling tidak sudah menjadi isi dari dokumentasi kamu. 

Kalau sekarang gak suka nulis di buku, maka buatlah dalam bentuk presentasi. Dengan scratch awal, kamu akan punya story telling, yang akan menuliskan dengan adanya revisi ataupun pengembangan ide, dari semua sisi, baik konsumen, teknologi, proses bisnis, tantangan pengelolaan tim dan lainnya.

Dan dengan dokumentasi ini kamu akan bisa kembangkan menjadi Pitching Deck, sehingga tiap kali kamu ketemu calon Investor kamu selalu siap dengan deck nya.


Like it? Share with your friends!

1
Share via
26 shares, 1 point

What's Your Reaction?

LOL LOL
0
LOL
Sedih Sedih
0
Sedih
Marah Marah
0
Marah
Senang Senang
1
Senang
Takut Takut
0
Takut
Terinspirasi Terinspirasi
2
Terinspirasi

0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Naura Fadhila

Word Conqueror

Choose A Format
Story
Formatted Text with Embeds and Visuals
List
The Classic Internet Listicles
Personality quiz
Series of questions that intends to reveal something about the personality
Trivia quiz
Series of questions with right and wrong answers that intends to check knowledge
Poll
Voting to make decisions or determine opinions
Video
Youtube, Vimeo or Vine Embeds
Audio
Soundcloud or Mixcloud Embeds
Image
Photo or GIF
Send this to a friend